Friday, February 19, 2016

Resep Naruto Ramen Tarakan

Resep Naruto Ramen Tarakan
By bam at 21.43
Bahan - bahan :
* Siapkan 250 gr mie bulat siap saji
    * Siapkan 100 gr daging ayam (potong dadu)
    * Siapkan 2 buah bakso sapi siap pakai (potong 4 bagian)
    * Siapkan 2 buah bakso ikan siap pakai (potong 4 bagian)
    * Siapkan 2 ekor udang besar (kupas, sisakan ekornya)
    * Siapkan 2 helai daun caisim (potong serong)
    * Siapkan 1 siung bawang putih (cincang halus)
    * Siapkan 2 sdm minyak wijen
    * Siapkan 1 sdm tepung maizena (larutkan dengan air)
    * Siapkan 1/4 sdt jahe parut
    * Siapkan 350 ml air kaldu ayam
    * Siapkan 1000 ml air untuk merebus
Bumbu Mie Ramen Halal Ala Indonesia :
    * Siapkan 1 sdt shoyu (kecap jepang)
    * Siapkan 1 sdt kecap manis
    * Siapkan 1 sdm saus sambal thailand
    * Siapkan 1 sdm minyak ikan
    * Siapkan 1/2 sat garam
    * Siapkan 1/2 sdt gula pasir
    * Kecap Raja rasa secukupnya aja
Panduan Resep Cara Membuat Mie Ramen Tarakan Paling Enak Di Buat Dengan Bumbu Tradisional
Cara Membuat Mie Ramen Tarakan :
Rebus Mie Ramen dengan air mendidih. Biarkan sampai mengapung, angkat dan tiriskan.
Tumis bawang putih dan jahe hingga harum.
Masukkan udang dan ayam. Aduk hingga berubah warna.
Tambahkan air kaldu, bumbu-bumbu, bakso, dan kecap raja rasa, daun caisim aduk sampai mendidih.
Tambahkan juga  larutan tepung maizena. Aduk hingga rata. Biarkan kuahnya mengental.
Masukkan mi. Aduk dan angkat .
Tuangkan ke dalam mangkuk saji.
Sajikan Mie Ramen Selagi Hangat.

Saturday, February 13, 2016

Susahnya Cari Gas Di Tarakan

Susahnya cari gas 3 kg di Tarakan. Entah karena langka atau Tarakan bukan tempat gas. Ada gas tapi ada yang punya. Gak tau yang punya siapa tapi setiap ada gas datang selalu aja habis. Bahkan kata pak rt tempatku antri katanya gasnya hanya buat warga saya ajah. Buih gila banget bahasanya. Kayak aku bukan warganya aja. Jadi bagaimana ini setiap habis gas aku selalu aja bingung macam sakau atau demam tingkat tinggi gitu. Hebat lah memang negeri ini udah kayak negeri mimpi aja. Segala sesuatu kita kayak gak mungkin jadi mungkin tapi bisa juga yang mungkin jadi mungkin kaleee. Macam cerita beneran aja tapi kayak- kayak mimpi juga. Itulah kali sedikit ceritaku tentang susahnya cari gas. Mudah- mudahan pejabat negri ini bisa mencarikan solusi untuk memudahkan rakyat kecil kayak aku ini dapat gas. Semoga tulisan kecil ini bermanfaat atau malah bikin telinga pejabat kepanasan. Haaaah.

Thursday, February 4, 2016

Rumah Adat Tarakan dan Oleh Oleh Khasnya

Rumah Adat Tarakan dan Oleh Oleh Khasnya
By Bambang Triono At 07:27 wita
Selesai meng-explore kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9 pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul 19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45 saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga) untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran 1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan, sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran 10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan. Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried Crab, recommended buat dicoba!!! :). 270589_4297123239498_1854592478_n.jpg 579202_4297124759536_572366381_n.jpg 3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok. 30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg 545271_4297127079594_78291956_n.jpg 602291_4297127839613_319488249_n.jpg 4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi 30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu. Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya. Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini :). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto nya :). IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg 5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar, dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar. Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang. 18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg 536292_4334888183598_1789187438_n.jpg 6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood, juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho . 600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg 7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :). 403386_4334894183748_1399329291_n.jpg 602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg 8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p. 18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara, ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4 sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma. 28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih, apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg 546890_4334908664110_1298216710_n.jpg 544756_4334909744137_2123010147_n.jpg 602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak, daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :). 637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg 68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6 jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata - Tarakan, have fun with the picture yah guys :). 316542_4334923024469_1057518849_n.jpg

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586
Selesai meng-explore kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9 pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul 19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45 saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga) untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran 1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan, sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran 10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan. Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried Crab, recommended buat dicoba!!! :). 270589_4297123239498_1854592478_n.jpg 579202_4297124759536_572366381_n.jpg 3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok. 30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg 545271_4297127079594_78291956_n.jpg 602291_4297127839613_319488249_n.jpg 4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi 30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu. Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya. Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini :). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto nya :). IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg 5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar, dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar. Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang. 18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg 536292_4334888183598_1789187438_n.jpg 6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood, juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho . 600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg 7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :). 403386_4334894183748_1399329291_n.jpg 602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg 8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p. 18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara, ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4 sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma. 28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih, apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg 546890_4334908664110_1298216710_n.jpg 544756_4334909744137_2123010147_n.jpg 602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak, daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :). 637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg 68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6 jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata - Tarakan, have fun with the picture yah guys :). 316542_4334923024469_1057518849_n.jpg

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586
Baley Amiril Pengiran Djamaloel Qiram (Baloy Mayo Djamaloel Qiram) adalah sebutan rumah adat Suku Tidung ini. Baloy adat ini dibangun pada tanggal 4 April 2004 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2006 oleh Gubernur Kalimantan Timur Drs. Jurnalis Ngayoh, MM (pada saat itu Tarakan masih dalam wilayah Kaltim). Kabarnya, rumah adat yang berada di atas lahan seluas 2,5 ha ini dibangun dari dana pribadi Kepala Adat Besar Dayak Tidung, Mochtar Basry Idris.


Baloy Mayo

Teras Baloy Mayo


Baloy Adat Tidung dibangun dengan menggunakan kayu ulin, kayu khas Kalimantan yang terkenal kuat terhadap suhu, kelembaban dan air laut. Baloy Adat ini dibangun menghadap ke utara, namun pintu utamanya melawan arah menghadap ke selatan.

Selain bangunan utama (Baloy Mayo), terdapat 11 bangunan lain di sekitar rumah adat. Ada juga perahu tradisional Suku Tidung di kawasan ini.


Oya, pengunjung tidak dibebankan tiket masuk ke kawasan ini, alias gratis. Kita bisa bebas mengambil gambar di tempat ini.

Setelah puas berkeliling kawasan Baloy Adat, tak lengkap rasanya bila tidak berbelanja oleh-oleh khas Tidung. Pusat oleh-oleh khas Tidung terdapat di dalam satu baloy (rumah) yang tak jauh dari Baloy Mayo.

Ada banyak ragam oleh-oleh khas dayak di baloy ini. Berikut adalah daftar oleh-oleh khas Dayak Tidung yang bisa didapatkan di Baloy Adat Tidung Tarakan:
1. Dompet Etnik

Ada bermacam ukuran dompet di tempat ini, ada yang besar, sedang (untuk HP) dan ada yang kecil (untuk recehan). Paduan warna dalam ornamen khas Dayak benar-benar telah mencuri hatiku, hingga akhirnya aku membeli dompet HP lengkap dengan selendangnya.



2. Peci Khas Dayak

Jika pada umumnya peci berwarna hitam dan putih, peci khas ini dihiasi motif Dayak dengan pilihan ragam warna terang.

3. Tas

Ada beragam tas bermotif Dayak di tempat ini. Pengunjung bebas memilih jenis tas yang diinginkan, baik itu tas selendang maupun tas jinjing.

4. Selendang


5. Kain Batik

Bagi pecinta kain, tentu tak boleh melewatkan kesempatan untuk membeli kain batik khas Dayak di tempat ini. Selain karena motifnya beragam, pengelola pusat oleh-oleh ini menjamin bahwa kain batik yang dijual di tempat ini berkualitas. Dan itu memang benar adanya :)


6. Pedang

Pedang khas Dayak ini cocok untuk dijadikan souvenir atau sebagai hiasan dinding rumah.

7. Batu Perhiasan
Salah seorang teman membeli batu ruby di tempat ini. Pengelola pusat oleh-oleh ini menjamin bahwa semua batu perhiasan yang ada di tempat ini adalah asli. Pantas saja harganya sangat tinggi.

8. Bros

9. Gelang dan Kalung


10. Gantungan Kunci


Selesai meng-explore kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9 pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul 19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45 saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga) untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran 1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan, sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran 10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan. Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried Crab, recommended buat dicoba!!! :). 270589_4297123239498_1854592478_n.jpg 579202_4297124759536_572366381_n.jpg 3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok. 30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg 545271_4297127079594_78291956_n.jpg 602291_4297127839613_319488249_n.jpg 4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi 30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu. Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya. Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini :). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto nya :). IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg 5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar, dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar. Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang. 18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg 536292_4334888183598_1789187438_n.jpg 6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood, juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho . 600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg 7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :). 403386_4334894183748_1399329291_n.jpg 602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg 8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p. 18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara, ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4 sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma. 28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih, apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg 546890_4334908664110_1298216710_n.jpg 544756_4334909744137_2123010147_n.jpg 602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak, daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :). 637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg 68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6 jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata - Tarakan, have fun with the picture yah guys :). 316542_4334923024469_1057518849_n.jpg

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586