Rumah Adat Tarakan dan Oleh Oleh Khasnya
By Bambang Triono At 07:27 wita
Selesai meng-explore
kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya
ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9
pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini
sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul
19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45
saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan
untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga)
untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa
secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di
Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak
Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar
mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua
tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu
Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang
untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh
dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh
dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang
terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan
asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran
1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami
menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman
yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami
ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan,
sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang
dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan
bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran
10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah
men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang
jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut
dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya
sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta
direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan.
Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga
banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami
pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di
goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu
lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada
juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket
nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah
makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam
yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa
dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih
dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried
Crab, recommended buat dicoba!!! :).
270589_4297123239498_1854592478_n.jpg
579202_4297124759536_572366381_n.jpg
3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk
mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu
turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas
tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman
membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan
dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel
Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan
harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok.
30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg
545271_4297127079594_78291956_n.jpg
602291_4297127839613_319488249_n.jpg
4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi
30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan
lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat
makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu.
Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan
bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya.
Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini
:). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para
bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto
nya :).
IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg
5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar,
dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun
cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar.
Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya
saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa
menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk
rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama
yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda
dan Jepang.
18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg
536292_4334888183598_1789187438_n.jpg
6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai
amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai
Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai
amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai
amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis
makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood,
juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho .
600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg
7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya
sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak
Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di
kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng
Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak
tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk
atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :).
403386_4334894183748_1399329291_n.jpg
602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg
8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan
Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah
keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah
setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p.
18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang
masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara,
ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4
sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru
kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan
Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di
bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari
masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini
menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma.
28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami
ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang
diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu
bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih,
apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan
Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg
546890_4334908664110_1298216710_n.jpg
544756_4334909744137_2123010147_n.jpg
602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak,
daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh
pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini
yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat
dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini
yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama
perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat
warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami
datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan
untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah
mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat
Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat
lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :).
637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg
68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat
wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian
anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6
jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah
cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya
kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu
masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena
sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk
bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri
karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan
dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata -
Tarakan, have fun with the picture yah guys :).
316542_4334923024469_1057518849_n.jpg
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586
Selesai meng-explore
kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya
ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9
pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini
sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul
19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45
saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan
untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga)
untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa
secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di
Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak
Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar
mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua
tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu
Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang
untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh
dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh
dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang
terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan
asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran
1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami
menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman
yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami
ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan,
sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang
dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan
bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran
10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah
men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang
jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut
dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya
sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta
direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan.
Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga
banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami
pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di
goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu
lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada
juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket
nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah
makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam
yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa
dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih
dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried
Crab, recommended buat dicoba!!! :).
270589_4297123239498_1854592478_n.jpg
579202_4297124759536_572366381_n.jpg
3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk
mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu
turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas
tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman
membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan
dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel
Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan
harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok.
30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg
545271_4297127079594_78291956_n.jpg
602291_4297127839613_319488249_n.jpg
4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi
30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan
lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat
makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu.
Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan
bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya.
Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini
:). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para
bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto
nya :).
IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg
5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar,
dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun
cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar.
Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya
saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa
menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk
rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama
yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda
dan Jepang.
18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg
536292_4334888183598_1789187438_n.jpg
6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai
amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai
Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai
amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai
amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis
makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood,
juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho .
600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg
7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya
sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak
Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di
kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng
Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak
tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk
atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :).
403386_4334894183748_1399329291_n.jpg
602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg
8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan
Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah
keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah
setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p.
18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang
masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara,
ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4
sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru
kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan
Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di
bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari
masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini
menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma.
28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami
ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang
diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu
bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih,
apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan
Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg
546890_4334908664110_1298216710_n.jpg
544756_4334909744137_2123010147_n.jpg
602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak,
daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh
pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini
yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat
dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini
yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama
perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat
warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami
datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan
untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah
mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat
Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat
lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :).
637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg
68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat
wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian
anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6
jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah
cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya
kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu
masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena
sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk
bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri
karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan
dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata -
Tarakan, have fun with the picture yah guys :).
316542_4334923024469_1057518849_n.jpg
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586
Baley Amiril Pengiran Djamaloel Qiram (Baloy Mayo Djamaloel Qiram) adalah
sebutan rumah adat Suku Tidung ini. Baloy adat ini dibangun pada
tanggal 4 April 2004 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2006 oleh
Gubernur Kalimantan Timur Drs. Jurnalis Ngayoh, MM (pada saat itu
Tarakan masih dalam wilayah Kaltim). Kabarnya, rumah adat yang berada di
atas lahan seluas 2,5 ha ini dibangun dari dana pribadi Kepala Adat
Besar Dayak Tidung, Mochtar Basry Idris.
|
Baloy Mayo |
|
Teras Baloy Mayo |
Baloy Adat Tidung dibangun dengan menggunakan kayu ulin, kayu khas
Kalimantan yang terkenal kuat terhadap suhu, kelembaban dan air laut.
Baloy Adat ini dibangun menghadap ke utara, namun pintu utamanya melawan
arah menghadap ke selatan.
Selain bangunan utama (Baloy Mayo), terdapat 11 bangunan lain di sekitar
rumah adat. Ada juga perahu tradisional Suku Tidung di kawasan ini.
Oya, pengunjung tidak dibebankan tiket masuk ke kawasan ini, alias gratis. Kita bisa bebas mengambil gambar di tempat ini.
Setelah puas berkeliling kawasan Baloy Adat, tak lengkap rasanya bila
tidak berbelanja oleh-oleh khas Tidung. Pusat oleh-oleh khas Tidung
terdapat di dalam satu baloy (rumah) yang tak jauh dari Baloy Mayo.
Ada banyak ragam oleh-oleh khas dayak di baloy ini. Berikut adalah
daftar oleh-oleh khas Dayak Tidung yang bisa didapatkan di Baloy Adat
Tidung Tarakan:
1.
Dompet Etnik
Ada bermacam ukuran dompet di tempat ini, ada yang besar, sedang (untuk
HP) dan ada yang kecil (untuk recehan). Paduan warna dalam ornamen khas
Dayak benar-benar telah mencuri hatiku, hingga akhirnya aku membeli
dompet HP lengkap dengan selendangnya.
2. Peci Khas Dayak
Jika pada umumnya peci berwarna hitam dan putih, peci khas ini dihiasi motif Dayak dengan pilihan ragam warna terang.
3. Tas
Ada beragam tas bermotif Dayak di tempat ini. Pengunjung bebas memilih
jenis tas yang diinginkan, baik itu tas selendang maupun tas jinjing.
4. Selendang
5. Kain Batik
Bagi pecinta kain, tentu tak boleh melewatkan kesempatan untuk membeli
kain batik khas Dayak di tempat ini. Selain karena motifnya beragam,
pengelola pusat oleh-oleh ini menjamin bahwa kain batik yang dijual di
tempat ini berkualitas. Dan itu memang benar adanya :)
6. Pedang
Pedang khas Dayak ini cocok untuk dijadikan souvenir atau sebagai hiasan dinding rumah.
7. Batu Perhiasan
Salah seorang teman membeli batu ruby di tempat ini. Pengelola pusat
oleh-oleh ini menjamin bahwa semua batu perhiasan yang ada di tempat ini
adalah asli. Pantas saja harganya sangat tinggi.
8. Bros
9. Gelang dan Kalung
10. Gantungan Kunci
Selesai meng-explore
kecantikan Derawan saya kembali lagi ke kota Tarakan, karena flight saya
ke Jakarta melalui Tarakan. Saya tiba di Tarakan pagi hari skitar jam 9
pagi dan masih punya waktu lebih dari 6 jam saat berada di Tarakan ini
sebelum kembali ke Jakarta dengan pesawat Lion Air penerbangan pukul
19:00 waktu setempat. Tak mau bosan menunggu, dengan penuh semangat 45
saya dan 6 orang teman lainnya yang bernasib sama akhirnya memutuskan
untuk menyewa mobil berikut supirnya (yang merangkap jadi guide juga)
untuk menemani kita keliling kota Tarakan. Saya juga sudah membawa
secarik kertas berisikan daftar tempat-tempat must see selama di
Tarakan, sebelum memulai perjalanan saya komunikasikan dulu ke pak
Rahman (supir kami) mengenai tempat-tempat wisata tersebut, agar
mendapatkan rute yang effektif untuk bisa mengunjungi hampir semua
tempat2 wisata tersebut. 1. Pasar Oleh-oleh Pelabuhan Teng Kayu
Sekembalinya kami dari derawan, kami langsung dijemput mobil kijang
untuk kembali ke bandara, tapi sebelumnya kami diajak berburu oleh-oleh
dulu di pasar dekat pelabuhan Teng Kayu Tarakan yang terletak tidak jauh
dari pelabuhan Teng Kayu tempat kami mendarat dari Derawan. Oleh2 yang
terkenal disini adalah berbagai olahan ikan, salah satunya krupuk ikan
asin, karena harganya lumayan murah skitar 25rb-35rb per plastik ukuran
1/2kg, saya pun tergiur sampai membeli 3kg, xixixixxi. Lanjut kami
menuju bandara, karena harus men-drop dulu sebagian besar teman-teman
yang akan kembali ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sisanya, kami
ber-tujuh meneruskan sewa mobil tersebut untuk putar-putar area Tarakan,
sewa mobilnya ternyata cukup murah, kami mendapatkan mobil kijang
dengan harga Rp.70.000/mobil/jam, sudah termasuk biaya supir dan
bensinnya, jadi kalau di sharing ber-7 masing-masing kita hanya saweran
10rb/jam nya, cukup murah bukan? 2. KFC alias Kaltara Fried Crab Setelah
men-drop teman2 di bandara, waktu sudah lumayan cukup siang, menjelang
jam 11 an siang, sebelum melanjutkan perjalanan kami diajak isi perut
dulu alias makan siang, biar lebih semangath saat keliling nanti. "Ya
sudah lah, kita KFC saja yah" ujar pak Rahman saat kami minta
direkomendasikan tempat makan yang harus kami coba di Tarakan.
Mendengarnya kami langsung manyun, yah masa fastfood? di Jakarta juga
banyak pak :(. Ternyata, KFC yang dimaksud bukan seperti yang kami
pikirkan, melainkan kepiting tulang lunak alias kepiting soka yang di
goreng tepung. Wuhuy, kami langsung bersorak gembira, kepiting gitu
lhooooo ... sikat!!!. Menunya tidak hanya kepiting goreng tepung, ada
juga sup kepiting, nasi goreng dan lainnya, harga paket
nasi+kepiting+sup gak lebih dari 25rb an, cukup terjangkau kok. Rumah
makannya seperti menjadi satu dengan gudang produksi, banyak stereofoam
yang menyimpan kepiting2 untuk siap kirim. Saat menanyakan, apakah bisa
dibungkus untuk oleh2? Pramusaji menjawab bisa, tapi gak boleh lebih
dari 12 jam yah ... weleh ... tapi tempat makan ini, Kaltara Fried
Crab, recommended buat dicoba!!! :).
270589_4297123239498_1854592478_n.jpg
579202_4297124759536_572366381_n.jpg
3. Kaos Borneo Indah Salah satu teman trip agak ngotot dan keukeuh untuk
mencari souvenir kaos tarakan yang pernah dia liat dikenakan salah satu
turis di bandara tadi. Dia meng-klaim belum punya souvenir khas
tarakan, yang baru dia punya baru souvenir derawan. Akhirnya pak Rahman
membawa kita ke Jalan cendrawasih ke salah satu tempat kerajinan tangan
dan kaos khas Tarakan. Yang saya ingat, posisinya ada disamping hotel
Paradise dan di depan Hotel Samkho. Lumayan lengkap koleksinya, dan
harganya mayan cukup terjangkau dengan kualitas kaos yang ok.
30937_4297126159571_2137710152_n.jpg 155529_4297126759586_53202785_n.jpg
545271_4297127079594_78291956_n.jpg
602291_4297127839613_319488249_n.jpg
4. Kawasan konservasi mangrove dan bekantan Belanja souvenir kami batasi
30 menit saja, biar tidak buang2 waktu dan bisa ke tempat tujuan
lainnya. Next Stop, sowan ketemuan sama BEKANTAN!!! Yeay, kita mau lihat
makhluk endemik khas wilayah ini, si monyet dufan yang terkenal itu.
Dengan luas 22 hektar, tempat ini menjadi taman konservasi mangrove dan
bekantan di tengah pusat kota Tarakan yang paling nyaman menurut saya.
Dengan biaya masuk 3000 per orang, cukup worth it mengunjungi tempat ini
:). Saya dan teman-teman bahkan datang disaat yang tempat, saat para
bekantan turun dari atas pohon untuk makan siang, wow, puas foto-foto
nya :).
IMG_8952_1.jpg IMG_9062_6.jpg 598536_4334885223524_989480648_n.jpg
5. Museum Rumah Bundar Karena luas hutang mangrove tidak seberapa besar,
dan sana sini sudah keburu mentok alias dekat, waktu kunjungan kami pun
cukup singkat. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Museum Rumah Bundar.
Sebenarnya sih rumahnya bentuknya gak bundar-bundar amat, tapi atapnya
saja yang seperti 1/2 lingkaran, kalau beneran bundar, bisa
menggelinding donk rumah-rumah ituh :) . Ditempat ini, selain bentuk
rumahnya yang menjadi andalan, juga terdapat beberapa kendaraan lama
yang cukup terawat, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda
dan Jepang.
18388_4334890023644_594031425_n.jpg 36577_4334889183623_1372409564_n.jpg
536292_4334888183598_1789187438_n.jpg
6. Pantai Amal Pantai Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai
amal baru dan pantai amal lama, pantai ini terletak di Kelurahan Pantai
Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Kebetulan yang saya datangi adalah pantai
amal lama. Karena habis ke derawan, menurut saya pemandangan di pantai
amal ini so so lah. Justru yang menarik perhatian saya adalah jenis
makanan yang disajikan beberapa warung makan disini, selain seafood,
juga ada yang menjual daging hewan trenggiling lho .
600471_4334891503681_29858485_n.jpg 47387_4334891663685_403665591_n.jpg
7. Benteng Jepang Hari mulai sore, tapi matahari sedang murah senyumnya
sampai satu-satu dari kami malas turun dari mobil karena panasnya. Pak
Rahman masih membawa kami ke setiap spot-spot tempat wisata yang ada di
kertas coret-coretan saya. Kali ini pak Rahman membawa kami ke Benteng
Jepang. Bentuk bentengnya sendiri sudah tidak jelas, tapi masih banyak
tempat peralatan amunisi berdiri tegak disini. Tidak ada biaya masuk
atau retribusi apapun untuk ke benteng ini :).
403386_4334894183748_1399329291_n.jpg
602437_4334895303776_390385657_n.jpg 59625_4334901343927_616161259_n.jpg
8. Islamic Center Baitul Izzah adalah masjid terbesar di Kalimantan
Timur bagian utara. Waktu pertama kali lihat saya langsung kagum, wah
keren bangeth ini masjid, didepannya pun terletak kantor KUA wilayah
setempat, wah, pas bangeth yah kalau mau akad nikah disini #eh :p.
18607_4334904824014_2067116095_n.jpg Puas foto2 dengan latar belakang
masjid ini, Pak Rahman segera mengingatkan kami untuk segera ke Bandara,
ya karena salah satu teman kami ada yang harus naik pesawat di jam 4
sore nanti, jadi kami harus segera jalan untuk men-drop nya baru
kemudian sight seeing lagi disekitaran bandara. 9. Masjid Bandara dan
Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juwata Setelah men-drop teman di
bandara, waktu sudah mau masuk sholat ashar, kami sepakat untuk mencari
masjid terdekat untuk ishoma. Salah satu masjid diarea bandara ini
menjadi tempat persinggahan kami untuk ishoma.
28764_4334906824064_765747582_n.jpg Selanjutnya pak rahman membawa kami
ke bagian samping bandara, disana terdapat beberapa pesawat kecil yang
diparkir dan juga benteng jepang. Awalnya saya tidak terlalu
bersemangat, kan tadi sudah lihat benteng jepang, kok ksitu lagi sih,
apa bedanya?. Ternyata pak Rahman salah menginformasikan ke kami, bukan
Benteng, tapi Bunker! seruuuuuuu! 28062_4334907904091_1689279754_n.jpg
546890_4334908664110_1298216710_n.jpg
544756_4334909744137_2123010147_n.jpg
602518_4334911384178_1781667478_n.jpg 10. Baloy Adat Tidung "Pak,
daritadi kita belum liat kebudayaan sini lho, macem tari2an gitu deh
pak" tanya saya ke Pak Rahman, cuma dijawab "oh iya yah, yuk kita ksini
yuk" jawabnya dengan penuh senyum. Kami memasuki semacam areal tempat
dengan banyak rumah adat, kalau dijakarta mungkin semacam di taman mini
yah. Ternyata itu adalah museum adat Tidung, tidung adalah nama
perkampungan masyarakat asli di tarakan, wah, saya pikir itu tempat
warga kepulauan tidung yang ada dipulau seribu, hehehehehehe. Saat kami
datang, tempat itu sedang ramai karena sedang persiapan tarian penutupan
untuk menandakan museum akan segera ditutup, memang waktu itu sudah
mulai sore sih. Kami cukup beruntung bisa melihat tarian khas adat
Tidung ini dan berfoto dengan para penari-penari dengan pakaian adat
lengkap ini, puas rasanya sight seeing sharian ini :).
637_4334915104271_1171632986_n.jpg 18301_4334919424379_262596222_n.jpg
68383_4334920144397_883044236_n.jpg Masih banyak sebenarnya tempat
wiasata di Tarakan, seperti penangkaran buaya, wahana wisata persemaian
anggrek, museum kilang minyak, dll. Tapi dengan waktu hanya sekitar 6
jam an dan sudah melihat hampir semua yang ada di Tarakan rasanya sudah
cukup puas untuk kami. Sebelum di drop kembali ke bandara, rencananya
kami ingin mencoba salah satu kuliner lainnya khas Tarakan, yaitu
masakan Kepiting Kenari, tapi apalah daya, waktu tidak cukup karena
sudah hampir menjelang jam 5 sore. Kami haru ber-gegas ke bandara untuk
bersih-bersih, check in penerbangan dan lainnya. Untuk menghibur diri
karena tak sempat makan sore dengan kepiting kenari kami puas-puaskan
dulu ber-foto seperti orang gila ditengah jalan gerbang bandara Juwata -
Tarakan, have fun with the picture yah guys :).
316542_4334923024469_1057518849_n.jpg
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jenk_ayoe/6-jam-keliling-tarakan-bisa_553005266ea834400b8b4586